Setelah mengetahui definisi penyakit diabetes melitus dan tipe penyakit diabetes melitus, maka yang tidak kalah penting adalah mengetahui gejala awal penyakit diabetes melitus. Mengetahui gejala awal penyakit diabetes melitus akan memudahkan kita didalam mencegah penyakit ini berkembang ke arah stadium yang lebih parah. Sehingga penting sekali bagi kita untuk mendeteksi jika gejala tersebut ada pada diri kita, anak kita bahkan orang tua kita.
3 Gejala Umum Yang Harus Diwaspadai
Sering kali orang mengabaikan gejala- gejala dan ciri-ciri yang mengarah pada penyakit diabetes melitus, malah banyak yang tidak sadar jikalau gejala awal penyakit ini sudah dirasakan dari usia anak-anak dan remaja. Ironisnya lagi, gejala awal penyakit diabetes melitus pada usia anak-anak sulit dideteksi, sehingga tindakan preventif akan sedikit lebih sulit untuk dilakukan.
Ada tiga (3) gejala awal untuk seseorang bisa dicurigai lagi terkena penyakit diabetes melitus, yaitu :
1. Polyuria – Banyak kencing
Gejala awal yang pertama adalah sering buang air kecil dalam jumlah banyak pada malam hari. Ini terjadi dikarenakan kadar gula dalam darah yang sangat tinggi dan tidak bisa ditoleransi oleh organ ginjal. Akibatnya kadar gula dalam air seni/kencing pun jadi pekat dan untuk selanjutnya memaksa ginjal untuk menarik air dalam jumlah banyak dari tubuh agar air seni/kencing tidak terlalu pekat. Hal ini sangat mengganggu pada saat istirahat atau tidur karena harus “pulang-pergi” ke kamar mandi.
2. Polydipsia - Banyak minum karena kehausan
Akibat dari sering buang air kecil dalam jumlah banyak maka otomatis penderita cepat merasa haus dan ingin minum terus. Hal ini terjadi karena sedang berlangsung penarikan cairan yang banyak oleh ginjal. Ini akan terjadi terus-menerus selama terjadi Polyuria. Jadi jika Anda merasakan haus dan sering minum padahal Anda tidak melakukan aktivitas fisik yang mengeluarkan keringat, segeralah periksa ke dokter untuk memastikan apakah Anda terkena gejala awal penyakit diabetes melitus atau tidak.
3. Polyphagia - Banyak makan karena gampang lapar
Setelah terjadinya Polyuria dan Polydipsia yang timbul akibat efek dari tidak terserapnya glukosa dalam tubuh karena banyak terbuang oleh air seni/kencing. Maka penderita penyakit diabetes melitus sering merasa cepat lelah dan lemas. Akibatnya tubuh merespon bahwa penderita kurang makan sehingga akan terasa lapar dan merangsang untuk terus makan.
Pada akhirnya kondisi ini akan memperparah jika rasa laparnya itu dituruti dengan banyak makan. Disisi lain terjadi penumpukan kadar gula pada darah, tapi jika tidak dipenuhi maka bisa saja saluran pencernaan menjadi terganggu, misalnya terkena maag.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa tiga (3) gejala awal penyakit diabetes melitus diatas sering tidak disadari oleh penderita, oleh karena itu satu-satunya cara yang akurat untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes darah dan urin.
Pada akhirnya kondisi ini akan memperparah jika rasa laparnya itu dituruti dengan banyak makan. Disisi lain terjadi penumpukan kadar gula pada darah, tapi jika tidak dipenuhi maka bisa saja saluran pencernaan menjadi terganggu, misalnya terkena maag.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa tiga (3) gejala awal penyakit diabetes melitus diatas sering tidak disadari oleh penderita, oleh karena itu satu-satunya cara yang akurat untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes darah dan urin.
Berikut perbandingan kadar gula darah normal dengan penderita penyakit diabetes melitus
Mg/dl
|
Normal
|
Pra
Diabetes Melitus
|
Diabetes
Melitus
|
Puasa
|
dibawah 110
|
110-125
|
diatas 126
|
Tidak Puasa
|
dibawah 110
|
110-199
|
diatas 200
|
Namun seringnya gejala penyakit diabetes di atas baru muncul atau terlihat setelah gula darah di atas 270 mg/dl. Untuk mengatasi gejala awal ini maka langkah yang paling baik adalah diet karbohidrat dan lakukan olah raga teratur.
Gejala Lanjutan Yang Harus Anda Ketahui
Apabila gejala awal ini tidak disadari dan tidak segera ditangani, maka penderita akan berada pada keadaan yang lebih parah dan bisa masuk pada zona diabetes akut. Kondisi ini jikalau tidak segera ditangani maka akan ada gejala diabetes melitus lanjutan.
Adapun untuk gejala lanjutan dari gejala diabetes melitus adalah sebagai berikut :
- Sering mengalami kesemutan dan kram
- Kulit terasa tebal
- Badan terasa panas dan sering nyeri kayak tertusuk jarum
- Gampang lelah dan mudah mengantuk
- Penglihatan menjadi kabur/rabun
- Gairah seksual menurun drastis
- Penurunan berat badan yang mencolok
- Penyembuhan luka yang lama
Jika penderita adalah ibu hamil, tak jarang terjadi keguguran atau janin mati dalam kandungan. Jika pun bayi dilahirkan selamat, biasanya berat badannya akan besar melebihi 4 kg.
Gejala Diabetes Melitus Pada Anak
Berikut beberapa gejala yang mengindikasikan seorang anak menderita diabetes melitus :
- Sering cepat merasa lapar dan haus
- Intensitas buang air kecilnya makin sering
- Berat badan tidak pernah naik
- Sering mengompol (pada anak yang sudah berusia diatas 3-4 tahun)
Jika beberapa gejala diatas ditemui, maka orangtua harus mengajak anaknya memeriksakan kadar gula darahnya. Kadar gula darah yang normal pada anak sama dengan kadar gula yang normal bagi orang dewasa, yaitu diatas 110 mg/dl.
Diperlukan perhatian khusus pada orangtua yang memiliki riwayat kesehatan mengidap penyakit diabetes melitus, karena potensi penurunan penyakit diabetes melitus tipe 1 pada anak sangat besar sekali. Hal ini dikarenakan terjadinya kerusakan sel beta pankreas dalam tubuh orangtuanya. Tidak setiap anak yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas memiliki peluang untuk menderita penyakit diabetes melitus. Namun potensi penyakit diabetes melitus pada anak semakin besar terjadi untuk anak yang mengalami obesitas dan memiliki orangtua diabetes.
Diperlukan perhatian khusus pada orangtua yang memiliki riwayat kesehatan mengidap penyakit diabetes melitus, karena potensi penurunan penyakit diabetes melitus tipe 1 pada anak sangat besar sekali. Hal ini dikarenakan terjadinya kerusakan sel beta pankreas dalam tubuh orangtuanya. Tidak setiap anak yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas memiliki peluang untuk menderita penyakit diabetes melitus. Namun potensi penyakit diabetes melitus pada anak semakin besar terjadi untuk anak yang mengalami obesitas dan memiliki orangtua diabetes.